Kamis, 30 Mei 2019

PERJUMPAAN YANG MENSEJAHTERAKAN

PERJUMPAAN YANG MENSEJAHTERAKAN
(Kasitammuan mepamasannang)
Bacaan Alkitab dari Lukas 2:25-35

Ketika kita berjumpa dengan seseorang  yang terkenal, tentulah kita bersukacita. Apalagi kalau perjumpaan itu sudah lama kita harapkan. Presiden misalnya, ketika berkunjung ke Toraja, masyarakat Toraja begitu bersukacita menyambutnya. Namun untuk bertatap muka dan bersalaman dengannya sangatlah sulit karena padatnya kerumunan masyarakat.

Simeon mengungkapkan hal yang luar biasa ketika berjumpa dengan Yesus, sang pembawa damai, yang mungkin sangat sulit bagi banyak orang untuk mengungkapkan hal yang sama. Tuhan, Biarkanlah hambaMu ini pergi..... Dalam pembacaan ini, jelas bahwa bukan karena pribadi Simeon  sendiri sehingga ia berkata demikian, tetapi karena kuasa Roh Kudus (ay. 25). Jadi perjumpaannya dengan Yusuf dan Maria bukanlah karena kebetulan tetapi karena kuasa Roh Kudus. Berkat kuasa itu jugalah sehingga apa yang dinantikan oleh Simeon dalam waktu yang cukup lama, tentang kerinduannya bertemu dengan Mesias, terjadi dan disyukuri. Persoalan waktu, umur dan situasi dalam hidupnya bukanlah penghalang, karena perjumpaannya dengan Yesus, ia tidak takut kehilangan apapun dalam hidupnya bahkan kematian pun baginya bukanlah persoalan. Perjumpaannya dengan Yesus mensejahterahkan dirinya, karena Yesus sendiri adalah sumber damai sejahtera.

Marilah kita berusaha berjumpa dengan Yesus dengan mencintai Firman-Nya, Karena perjumpaan itu pasti mensejahterakan. Situasi-situasi yang kurang menyenangkan dalam kehidupan sekarang ini janganlah menjadi penghalang bagi kita untuk berjumpa dengan Yesus. Mari mengandalkan kuasa Roh Kudus untuk mewujudkannya, karena kuasa-Nya itu sempurna  seperti yang telah dialami oleh Simeon. Amin

Rabu, 22 Mei 2019

HIDUP KUDUS

HIDUP KUDUS
(Tuo Masero)
Bacaan Alkitab dari Imamat 19:9-19

Kata kudus berarti suci dan murni. Kekudusan adalah milik Allah semata. Meskipun demikian Ia menuntut umat-Nya untuk hidup kudus. Karena itu Ia berkata “kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu kudus” (ay.2)

Firman Tuhan hari ini memberi petunjuk bagaimana hidup memelihara kekudusan. Yakni dengan menjaga hubungan yang baik dan benar dengan orang lain. Misalnya menyatakan kepedulian kepada orang miskin dan orang asing (ay.9-10) dengan membantu kebutuhan hidup mereka tanpa merasa rugi ketika memberikan bantuan, menjauhkan diri dari tindakan yang memang dilarang oleh Allah (ay.11-18). Larangan tersebut merupakan peraturan yang harus dipatuhi demi ketentraman hidup manusia. Hal ini dapat diwujudnyatakan dengan berbuat adil terhadap semua orang. Dengan kata lain menghormati hak dan hidup sesama. Hidup kudus juga dapat diperlihatkan dengan tidak membenci melainkan menyatakan kasih yang sungguh kepada sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri (ay.17-18). Dan sepanjang perjalanan hidup manusia harus berpegang kepada ketetapan Tuhan (ay.19)

Hidup kudus harus dihidupi oleh setiap orang yang percaya. Yaitu hidup yang mewujudkan karakter Allah. Allah yang dipercaya dan disembah ialah Allah yang Maha suci dan penuh kasih. Allah yang menuntut umat-Nya hidup dalam kekudusan, tidak hanya melalui ibadah secara formal yang dilakukan dengan khusyuk dan khikmat. Artinya aspek ritual tidak dapat dipisahkan dengan aspek sosial, tetapi sebaliknya aspek ritual berbuah melalui aspek sosial, yaitu dalam interaksi dengan sesama dan alam ciptaan Allah. Jadi setiap sikap, kata dan perbuatan harus mencerminkan kekudusan Tuhan. Amin

Minggu, 19 Mei 2019

KRISTEN

KRISTEN
(Kasaranian)
Bacaan Alkitab dari Kisah Para Rasul 11:19-26

Pada umumnya istilah yang digunakan untuk menggambarkan keberadaan warga Gereja yang selalu menjauhkan diri dari persekutuan adalah “Kristen KTP”. Artinya mereka mengaku Kristen, namun hanya sebatas pengakuan saja, tetapi tidak mewujud melalui perbuatan.

Berbicara soal integritas, hal inilah yang telah diperlihatkan oleh orang-orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus. Di tengah penganiayaan (ay.19) mereka semakin giat memberitakan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan (ay.20). Pelayanan pemberitaan mereka tidak pernah sia-sia karena tangan Tuhan menyertai mereka. Penyertaan Tuhan sungguh nyata yaitu melalui sejumlah besar  orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan (ay.21). Dan di Anthiokialah  untuk pertama kalinya murid-murid itu disebut Kristen. Hidup kekristenan semakin mereka nampakkan, dengan menyatakan kepedulian bagi sesama yang ditimpa kelaparan (ay.29)

Jadi menjadi Kristen bukan sekedar slogan saja, karena Kristen adalah sebuah komitmen untuk mengiring atau mengikut Kristus. Mengikut Kristus berarti sepenuh hati  dan sepenuh jiwa percaya dan mempercayakan hidup kepada-Nya. Menjadi Kristen berarti mengimani penyertaan Tuhan, sehingga hanya Dia yang diandalkan dan bukan mengandalkan diri sendiri. Dengan menjadi Kristen kita harus memiliki komitmen meneladani Kristus yang telah menganugerahkan cinta kasih-Nya bagi umat manusia. Kasih Kristus ialah kasih tak bersyarat, kasih diberikan secara cuma-cuma yaitu dengan menyerahkan diri-Nya sendiri menebus dosa umat manusia. Kiranya kasih kita sebagai seorang Kristen pun adalah kasih yang tulus bagi sesama. Amin

Sabtu, 18 Mei 2019

Hidup bagi Tuhan

Berserah kepada Tuhan dalam segala hal untuk melakukan kehendak Tuhan, itulah yang membuat kita mengalami kehidupan di dalam Tuhan yang menjadikan kita mampu untuk menikmati kasih-Nya. Taatlah dan tinggallah di dalam Tuhan._*
"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku"
(Yohanes 15:4)
Tinggal di dalam Tuhan adalah suatu tindakan dari kehendak dan hati kita. Kita yang mengambil langkah untuk hal tersebut dan Tuhan yang memunculkan buah-buah kebenarannya.

Rabu, 15 Mei 2019

NAMANYA TINGGI LUHUR

NAMANYA TINGGI LUHUR
(Kalle-kallean tu Sangan-Na)
Bacaan Alkitab dari Mazmur 148:7-14

Apa arti sebuah nama? Nama adalah identitas yang mewakili seseorang. Nama dapat mengandung doa, makna dan harapan. Nama bisa menimbulkan kekaguman, pujian, hormat, ketakutan dan bisa pula kebencian bila disebutkan.

Pemazmur menyebutkan Tuhan sebagai yang empunya nama yang tinggi luhur. Nama yang melampaui nama siapapun yang ada di dunia termasuk nama para raja, imam dan pembesar-pembesar. Nama yang keagungannya melampaui keagungan semesta raya dan segala isinya, termasuk manusia. Karena nama itu melampaui apa dan siapapun yang ada di semesta raya ini, maka sudah selayaknya manusia tua dan muda, besar dan kecil, bahkan para pemuka memuji dan memuliakan Allah, demikian pula dengan ciptaan lain di semesta raya ini. Nama hal itu mesti menjadi andalan umat-Nya yang kepada-Nya Ia mendekat, yang kepada-Nya Ia mengikat perjanjian, yang kepada-Nya Ia memberikan kehormatan, kemuliaan (tanduk yang ditinggikan) agar bangsa-bangsa lain mengenal Allah Yang benar dan hidup serta menyembah-Nya.

Bagaimana dengan kita? Adakah juga pujian dan hormat serta bakti yang tulus telah kita nyatakan kepada Dia Allah Yang nama-Nya tinggi luhur itu? Mestinya pujian kita tidak pernah surut dan bakti kita tidak pernah kendor, sebab Dia telah menegakkan tanduk kehormatan kita melalui karya penebusan Kristus. Kita yang berdosa karena pemerontakkan kita telah hilang dalam aib dari hadirat-Nya, namun Kristus membuat kita dapat tegak berdiri dalam iman, harap dan kasih melalui karya-Nya yang sungguh dahsyat. Ya, kita yang kehilangan kemulian dan hormat dan terhilang, kini dipulihkan-Nya supaya kita selalu bersyukur dan mengagungkan nama-Nya. Amin

Selasa, 14 Mei 2019

BERBALIK PADA TUHAN

BERBALIK PADA TUHAN
(Tibalik sule lako Puang)
Bacaan Alkitab dari Kisah Para Rasul 9:32-35

Sebuah ungkapan berbunyi: “setiap orang punya titik balik dalam hidupnya”. Kapan? Tidak seorangpun yang tahu. Namun hal yang pasti ialah semua tentu ada alasannya atau penyebabnya sampai ia tiba pada titik balik itu.

Bacaan kita mengisahkan bagaimana orang-orang di Lida dan Saron mengalami titik balik dalam hidup mereka ketika mereka menyaksikan kuasa Kristus dinyatakan dalam pelayanan Petrus sehingga Eneas, yang tak berdaya selama 8 tahun karena kelumpuhan menjadi sembuh. Pengalaman iman yang dahsyat yang disaksikan oleh orang-orang di Lida dan Saron menjadi daya dorong yang begitu kuat untuk meninggalkan jalan mereka yang lama, jalan yang sepertinya tanpa Tuhan dan berbalik kepada Tuhan alias percaya. Karena melihat hal yang dahsyat itu orang-orang di Lida dan Saron dengan rela dan sadar meninggalkan masa lalu mereka, masa lalu yang cenderung mengandalkan kekuatan diri dan hidup materialistis karena berada ditengah kota perdagangan dan daerah yang subur. Pengalaman rohani yang yang mengubahkan cara pandang mereka tentang hidup, bahwa ternyata harta tidak dapat membeli kesembuhan dan tidak menjamin keselamatan tetapi justru dalam kuasa dan anugerah Kristus sajalah kesembuhan dan selamat dapat diraih.

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menemukan titik balik dalam hidup kita? Sudahkah kita dengan rela meninggalkan masa lalu yang mengandalkan diri? Ataukah kitapun harus menanti Tuhan menyatakan kuasa-Nya dalam hidup kita baru kita mau berbalik pada-Nya? Jangan sampai kita terlambat untuk berbalik pada Tuhan, percaya bukan karena melihat mujizat-Nya tetapi karena kita mengenal-Nya. Amin

Minggu, 12 Mei 2019

NYANYIKANLAH PUJIAN

NYANYIKANLAH PUJIAN
(Penanianni tu Pa`pudian)
Bacaan Alkitab dari Wahyu 15:1-4

Untuk menjadi seorang pemenang tidak semudah membalikkan telapak tangan sebab untuk mencapai harapan yang kita impikan dibutuhkan perjuangan yang dapat menguras banyak energi dan tidak sedikit materi. Semakin kuat dan teguh seseorang dalam perjuangannya, semakin besar pula harapan yang dapat ia capai.

Yohanes melihat tujuh cawan sebagai simbol penghakiman Allah akan kehancuran dunia (ay.1). Gambaran tersebut sekaligus memperlihatkan bahwa kesempatan untuk bertobat telah tertutup. Selain itu, kepada Yohanes juga diperlihatkan lautan kaca yang bercampur api yang ditepinya berdiri orang-orang yang berhasil dalam perjuangan melawan musuhnya (ay. 2). Gambaran itu hendak menjelaskan keberadaan umat Allah yang telah menang dalam pertarungan melawan kekuatan anti-Kristus yang pada akhirnya sijahat mengalami kebinasaan karena kemenangan umat Allah sudah di dapan mata. Itulah sebanya umat Allah bergembira dan menyanyikan lagu kemenangan mereka (ay. 3-4). Umat Allah layak menaikkan pujian dan mengangkat nyanyian bagi Allah, yakni nyanyian yang dinaikkan oleh orang-orang yang telah melewati masa-masa sulit sebagai bentuk pengakuan akan kedasyaratan dan pekerjaan Allah yang telah menyelamatkan umat-Nya.

Kalau pada masa depan, Allah menyediakan masa-masa yang menjaminkan kebaikan dan sukacita, maka sepantasnyalah hidup kita tetap berpaut pada-Nya. Tetaplah naikkan pujian kita kepada Allah sebagai respon pengakuan kita tentang kekuasaan dan kedasyatan pekerjaan-Nya yang telah mendatangkan kebaikan bagi umat gembalaan-Nya. Amin

DOMBA GEMBALAAN-NYA

DOMBA GEMBALAAN-NYA
(Domba Nalaai’)
Bacaan Alkitab dari Mazmur 100:1-5

Orang yang percaya pada Tuhan, entah itu Israel pada masa lalu, ataupun kita sebagai pengikut Kristus, pada kita dilekatkan sebutan sebagai domba gembalaan-Nya. Mengapa kita mesti digambarkan sebagai domba? karena rupanya domba adalah binatang yang mudah tersesat dan bila domba tersesat, biasanya susah untuk kembali kepada jalan yang seharusnya. Itulah sebabnya sehingga domba sangat memerlukan tuntunan untuk dapat  menikmati kehidupan yang lebih baik.

Memiliki Allah sebagai gembala dan umat sebagai domba-Nya adalah alasan penting bagi pemazmur dan umat untuk memuji serta beribadah dengan sungguh kepada Allah. Mengapa? Karena dalam hubungan itu, umat terpelihara hidupnya dan tidak akan tersesat pada jalan yang justru mengancam hidupnya sendiri. Persekutuan yang akrab dalam rumah Sang Gembala akan membuat umat senantiasa mendengar sapaan-Nya, ajaran-Nya dan beroleh kepastiaan bahwa hidup-Nya sungguh dipeliharakan oleh-Nya. Bersekutu dengan Sang Gembala dalam kemah-Nya memastikan keamanan, kenyamanan dan ketenangan untuk menjalani hidup.

Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah cara hidup kita telah melimpah dengan syukur bahwa Allah telah berkenan memastikan hidup kita terpelihara dalam Bait-Nya dan dalam tuntunan-Nya?  Yakinlah bahwa dengan menjadikan diri kita sebagai umat kepunyaan-Nya dan domba gembalaan-Nya, dan bersedia memastikan kehidupan kita untuk hidup bersama-Nya, maka sebagai domba kita tidak akan sesat. Selama kita mendengarkan suara dan memperhatikan tuntunan-Nya dalam hidup kita, maka yakinlah bahwa hidup kita sedang tertuju pada hidup yang berkelimpahan. Amin

Sabtu, 11 Mei 2019

KUATIR

KUATIR
Bacaan Alkitab dari Lukas 12:22-34

Rasa kuatir tidak lepas dari kehidupan manusia.  Walaupun kuatir itu wajar, tapi kita tidak boleh larut dalam kekuatiran hidup yang berkepanjangan. Darimanakah timbulnya kekuatiran? orang kaya dalam firman sebelumnya sangat kuatir tentang hartanya dan dirinya sehingga ia hidup hanya untuk memperkaya diri sendiri.

Tuhan Yesus menegaskan bahwa anak-anak Allah seharusnya tidak perlu kuatir akan apa pun. Segala sesuatu yang ada di bumi menunjukkan pemeliharaan Bapa yang sempurna terhadap semua ciptaan-Nya, apalagi manusia yang adalah ciptaan yang berharga dan kita anak-anak-Nya yang telah diangkat-Nya sebagai ahli waris kerajaan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan Yesus memerintahkan dua hal yang harus kita lakukan agar kita tidak terjebak dalam kekuatiran. Yang pertama, mencari terlebih dulu Kerajaan-Nya (ay. 31). Artinya mengenal Dia terlebih dulu dan hidup dalam kerajaan-Nya, maka kita tidak akan pernah kekurangan apa pun. Sebab di dalam kerajaan-Nya kita tidak ada kekurangan, kelaparan, kemiskinan, sakit penyakit, dsb. Kita tidak akan pernah kuatir selama hidup di bumi jika kita hidup dalam kerajaan-Nya. Yang kedua, jika kita hidup dalam kerajaan-Nya, secara otomatis kita menjadi pribadi yang murah hati sama seperti Bapa kita (ay. 33-34). Harta kita bukan di bumi ini melainkan di surga oleh sebab itu kita tidak akan menahannya untuk orang-orang yang membutuhkannya.

Lalu bagaimana caranya untuk tidak larut dalam kekuatiran?  Caranya ialah membangun keakraban dengan Tuhan setiap hari, karena kehadiran-Nya melenyapkan kekuatiran dan menyatakan damai sejahtera dalam kehidupan. Amin

LIDAH SERING MENGGORESKAN LUKA


*LIDAH SERING MENGGORESKAN LUKA*

*_Amsal 15:4 “Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.”_*

_Kita memang tidak bisa menahan lidah untuk tidak berbicara sepanjang hari. Namun ketika kita membiarkan lidah berkata-kata, seringkali lidah mengeluarkan perkataan yang seharusnya tidak kita sampaikan ke orang lain._

_Lidah kita sering gegabah, tidak terkontrol, yang pada akhirnya berubah menjadi pisau yang siap melukai perasaan orang-orang di sekitar kita._

_Karena lidah kitalah mereka menjadi marah, sakit hati atau bahkan menimbulkan permasalahan yang rumit dan memutuskan untuk menjauhi kita. Ketika kita semakin banyak bicara, maka kemungkinan kita akan melakukan banyak kesalahan._

_Oleh sebab itu belajarlah untuk lebih banyak mendengar dan lebih sedikit berbicara. Berdoalah agar Roh Tuhan senantiasa berjaga-jaga di depan mulut kita agar setiap perkataan yang kita ucapkan tidak menimbulkan permusuhan._

_Sebuah kapal yang begitu besar hanya dikendalikan oleh kemudi yang kecil, begitu juga dengan kehidupan kita dikendalikan oleh lidah._

*_“Karena kehidupan kita juga dikendalikan oleh lidah, maka serahkanlah hidup kita termasuk lidah kepada Tuhan agar penuh hikmat dan menjadi berkat.”_*

📖 *SUDAHKAH ANDA MEMBACA ALKITAB HARI INI?* 📖

Jumat, 10 Mei 2019

MELAYANI DENGAN KUASA ALLAH



MELAYANI DENGAN KUASA ALLAH
(Ma’kamaya sisola KuasanNa Puang Matua)
Bacaan Alkitab dari 2 Korintus 1:12-24

“Jangan mengukur baju orang di badan sendiri”, demikian bunyi pepatah yang sering kita dengarkan. Setiap orang merindukan agar hal baik yang dilakukannya itu dapat diterima oleh banyak orang. Namun, dalam kenyataannya justru yang seringkali kita jumpai ialah ada sebagian orang yang tidak mudah percaya dengan niat baik dan karya nyata yang sudah kita lakukan. Beberapa orang senang mengukur dan memberi penilaian berdasarkan pikirannya sendiri (subjektif). Apakah saudara pernah mengalami hal ini? Pernahkah saudara melakukan sesuatu yang baik, lalu ada orang lain yang curiga, menuduh dan menyebarkan berita yang tidak benar (hoax)?

Sebagian orang meragukan kerasulan Paulus, karena Paulus dianggap tidak tepat janji mengenai jadwal kunjungannya. Itulah sebabnya hubungan jemaat dengan Paulus sempat mengalami gangguan. Sekalipun demikian, apakah Paulus lantas ikut tersulut emosi dan membalas dengan tuduhan serta makian? Sesungguhnya tidak! Paulus justru merespon mereka dengan hikmat Allah. Dalam ay.12 Paulus meyakinkan jemaat, bahwa Paulus dan rekan sekerjanya dikuasai oleh ketulusan, kemurnian dan kekuatan kasih karunia Allah. Jadi pelayanan yang dilaksanakan bukanlah berdasarkan hikmat duniawi.

Seperti Paulus, kita butuh hikmat dan kuasa dari Allah dalam menyikapi hal-hal demikian. Kuasa yang dari Allah itulah yang membawa kita kepada sikap yang tulus dan murni. Dengan demikian, sebagai pembaca surat Paulus saat ini, kita dapat menjadi orang-orang yang membangun karakteristik pelayanan kita dengan setulus-tulusnya dan tidak perlu terpancing dengan perkataan orang lain yang mungkin tidak senang dengan apa yang telah kita lakukan. Teruslah melayani dalam ketulusan.

PEMULIHAN TUHAN

Tono Lebang:
Renungan Harian Toraya (ReHaT)
Jumat 10 Mei 2019

PEMULIHAN TUHAN
(Katilendokan diomai Puang Matua)
Bacaan Alkitab dari Yehezkiel 20:39-44

Keinginan manusia untuk melampaui batas kemampuannya adalah bentuk ketidaktaatannya kepada Tuhan, terlebih ketika menyembah kepada ilah-ilah lain. Jika melanggar kehendak Allah secara terus menerus maka manusia akan menerima konsekuensi dari tindakannya yang tidak taat kepada Allah.

Pembacaan hari ini menjelaskan bahwa Tuhan memakai pembuangan sebagai alat pemurnian terhadap umat akibat ketidaktaatannya kepada Tuhan. Namun, Allah tidak selamanya membuang mereka, karena Allah akan segera memulihkan sisa bangsa Israel untuk menjadi umat yang taat dan setia kepada Allah (ay. 39-44). Pemulihan yang dilakukan Tuhan akan dimulai dari dalam hati umat. Perintah yang seakan-akan mendorong mereka untuk menyembah ilah-ilah justru akan membuktikan apakah mereka sungguh-sungguh umat Tuhan atau bukan (ay. 39-42). Setelah mereka menerima penghukuman dari Allah melalui pembuangan apakah mereka masih akan menyembah kepada ilah-ilah lain ataukah mereka akan kembali dalam penyembahan kepada Allah (ay.43). Akan tetapi Allah maha kasih yang menyatakan kasih setianya kepada umat-Nya. Tindakannya hanya supaya umat-Nya mengetahui bahwa Tuhanlah yang akan memurnikan mereka dan tidak akan menghukum selaras dengan tingkah laku mereka yang jahat.

Bagi Tuhan dosa pasti di hukum. Namun sebagai  orang yang telah menerima pengampunan hendaklah mengisi kehidupannya dalam bentuk ketaatannya kepada Allah dengan cara menyembah Allah secara benar. Jika demikian, maka Allah pun akan menyatakan kasih-Nya kepada kita. Sebagai orang yang telah dipulihkan, sembahlah Allah. Amin

Copyright by BPSGT

"Bagikan ReHaT ini melalui media sosial yang anda gunakan untuk berinteraksi kepada orang-orang disekitar anda, supaya mereka juga turut merasakan kuasa kasih karunia Tuhan melalui Yesus Kristus juruselamat kita"

Kamis, 09 Mei 2019

BERSERAH DALAM RENCANA ALLAH


                                                                                                             
                         BERSERAH DALAM RENCANA ALLAH

(Massorongan Tama Tanan penaanNa  Puang Matua)

Bacaan 1            : Kejadian 15:1-12

Bacaan 2           : Filipi 3:17-4:1

Bacaan 3           :Lukas 13:31-35 (Bahan Utama)

Pendahuluan
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan.....Marilah saya ajak kita sekalian sejenak untuk  berimajinasi.
Pertama, jika jalanan yang hendak Anda lalui berlubang dan rusak, apakah yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan tetap melaluinya atau menghindar dan mencari jalan yang lebih mulus dan lebih baik? Takut terjatuh
Kedua, jika pada suatu ketika Anda terpaksa dihadapkan dengan pilihan antara masuk mendaftar kerja dengan jalur umum yang mungkin penuh dengan banyak proses,tes atau apalah yang penuh kesengsaraan atau menggunakan jalan pintas tanpa mengikuti tes masuk—melalui uang sogokan atau uang pelicin, maka manakah yang Anda pilih? Tetap sengsara melalui prosesnya atau menggunakan jalan pintas? Karna takut tidak lolos.
Ketiga, manakah yang Anda pilih; memiliki pasangan yang sehat, cantik/ganteng, mapan,yang sesuai ekspektasi / harapan atau memiliki pasangan yang sakit-sakitan, buruk rupa, dan miskin pula? Tentu pilihan dijatuhkan kepada pasangan yang sesuai dengan harapan kita bukan?!
Namun, rangkaian perjalanan hidup tak dapat diduga....Bisa jadi pasangan yang semula sesuai dengan harapan kita, seketika berubah menjadi jauh lebih buruk; awalnya sehat dan menarik, kini menjadi sakit-sakitan dan lusuh.Semula langsing atau tegap dan penuh perhatian, kini menjadi gemuk, cuek dan cerewet. Nah, jika hal semacam itu terjadi, maka apakah yang Anda lakukan? Akankah Anda tetap setia atau lari menghindar dan mencari pasangan baru?
Isi
Hal-hal seperti inilah yang seringkali hadir dan menjadi ketakutan atau kekhawatiran tersendiri bagi kita, mengapa?? Karena Faktanya saudara-saudara yang sama dikasihi Tuhan, adalah tidak ada seorang pun yang akan memilih untuk mendapatkan hal yang buruk yang menyebabkan ketakutan di dalam hidupnya. Secara alamiah kitamemiliki kecenderungan untuk menghindar dari segala hal yang menyengsarakan dan tidak menyenangkan.
Di dalam kitab Kejadian, Tuhan Allah menjanjikan Abram untuk memiliki keturunan. Namun ketika janji Tuhan Allah tak kunjung terwujud, Abram tampak kehilangan kesabaran dan memilih untuk mencari jalan sendiri. Bagi seorang laki-laki yang hidup dalam konteks Mediterania, kondisi tanpa anak merupakan aib yang menyengsarakan dan sama sekali tak menyenangkan. Itulah alasan yang mendasari inisiatif Abram untuk mengambil Hagar, hamba istrinya, sebagai gundik yang melahirkan anak baginya. Abram berupaya menghindar dari hal yang tak menyenangkan. Ia berusaha lari dari penderitaan dan berinisiatif mencari jalan keluarnya sendiri. Selain itu,Abram juga dilanda keraguan. Semula ia percaya pada pimpinan Tuhan Allah yang mengajaknya keluar dari Ur-kasdim menuju tanah yang dijanjikan Tuhan, tetapi kemudian ia meragukan janji-Nya, “Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak…,” demikian gugatnya.
sementara Di dalam Injil Lukas, hal yang berbeda diperlihatkan oleh Tuhan Yesus. Dikisahkan bahwa orang Farisi yang ingin mengusir Tuhan Yesus dari Yerusalem, memilih menggunakan logika teror dan menebar ancaman bahwa Tuhan Yesus akan dibunuh oleh Herodes, yang disebut-Nya sebagai sang serigala. Orang Farisi mengandaikan bahwa melalui teror yang mereka tebar, Tuhan Yesus pasti akan takut, dan memilih lari, menjauh, dan menghindar dari Yerusalem demi menyelamatkan diri. Akan tetapi yang terjadi ??
saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Ternyata justru sebaliknya. Tuhan Yesus yang telah memperlihatkan kesejatian identitas-Nya selaku Tuhan dalam Lukas 9:28-36,  justru menolak lari dan menghindar dari kesengsaraan. Tuhan Yesus menyatakan bahwa tujuan yang diemban-Nya justru terpenuhi ketika Ia mati di Yerusalem. Sang Mesias yang mulia justru harus menderita dan mati, sebab dengan merengkuh sengsara kematian, tujuan kedatangan-Nya yang diabdikan untuk menghidupkan dan menyelamatkan dunia dapat terpenuhi (ayat 32-33). Selaku warga kerajaan surga (Filipi 3), kita tidak bebas dari permasalahan, tantangan ketakutan. Sangat mungkin “serigala-serigala” dalam beragam bentuk datang untuk mencabik dan menorehkan luka yang menyengsarakan kehidupan kita. Status sebagai warga kerajaan surga tidak begitu saja membuat kita bebas dari keringkihan dan rasa tak-berdaya. Tuhan Yesus sang soter (Juruselamat) saja mengalami kematian di kayu salib,apalagi kita selaku anak-anak-Nya. Kita juga rentan tergolek lemah tak berdaya dan mengalami kekalahan saat diperhadapkan dengan bengisnya taring serigala. Akan tetapi saudara-saudara yang sama dikasihi Tuhan, mari kita belajar untuk tidak menghilangkan pengharapan. Kristus Yesus yang kita sembah, adalah pribadi yang kedaulatan-Nya mengatasi semuanya dan kuasa-Nya dapat menaklukkan segala sesuatu pada diri-Nya (ayat 21).Sehingga, manakala jalan yang terhampar di hadapan kita lekat dengan derita, dan penuh lubang derita, maka jangan pernah takut untuk menjalaninya.

Penutup
Saudara sidang Jemaat Tuhan, Tatkala pilihan untuk melakukan hal yang baik dan benar justru tampak menyengsarakan diri kita, tetap bertekunlah dan jangan melarikan diri darinya.Jangan sekadar mengikut hukum atau logika hasil rumusan manusia melainkan teguh dan berpeganglah pada kasih karunia serta janji keselamatan Allah Bapa di dalam Kristus Yesus (Filipi 4:1). ingatlah kisah Abraham, yang mengajarkan bahwa orang yang benar ialah orang yang menaruh dan mempercayakan masa depan rencana hidupnya secara total di dalam rancangan tangan kuasa Tuhan, walaupun segala sesuatu tampak gelap menakutkan dan tak terdapat kepastian sedikitpun, sebab semuanya indah pada waktu-Nya. Amin.

Saat Teduh
Ketakutan seringkali mengalahkan kebenaran, apalagi jika ketakutan itu disebabkan oleh penguasa yang bengis dan kejam, seperti herodes,. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak perlu takut terhadap kuasa. Ketakutan membuat kita tidak bisa melihat Tuhan dan sebaliknya bila kita melihat Tuhan kita tidak perlu takut. Semoga kita selalu melihat Tuhan yang berkarya sehingga kita tidak perlu merasa takut akan banyak hal yang ada disekitar kita.Amin